Karena itu dalam Dzikrullah ada lima anugerah :
1. Adanya Ridlo Allah swt.2. Adanya kelembutan qalbu.
3. Bertambahnya kebaikan.
4. Terjaga datri godaan syetan.
5. Terhalang dari tindak maksiat.
Juga dalam hadits yang diriwayatkan Mu’adz bin Jabal :
“Tak ada amal manusia mana pun yang lebih menyelamatkan baginya dari azdab Allah, disbanding dzikrullah.”
Makna Dzikrullah bagi hambaNya adalah bahwa yang berdzikir kepadaNya itu disertai Tauhid, maka Allah mengingatnya dengan syurga dan pahala. Lalu Allah swt berfirman :
“Maka Allah memberikan balasan kepada mereka atas apa yang mereka katakana, yaitu syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya.”
Dengan dzikir melalui Ismul Mufrad, yaitu “Allah”, dan berdoa dengan ikhlas kepadaNya, Allah swt berfirman :
“Dan apabila hambaKu bertanya kepadaKu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku Maha Dekat…”
Siapa yang berdzikir dengan rasa syukurnya, Allah memberikan tambahan ni’mat berlimpah :
“Bila kalian bersyukur maka Aku bakal menambah (ni’matKu) kepadamu…”
Tak satu pun hamba Allah yang berdzikir melainkan Allah mengingat mereka sebagai imbalan padanya. Bila sang hamba adalah seorang ‘arif (orang yang ma’rifat) berdzikir dengan kema’rifatannya, maka Allah swt, mengingatnya melalui penyingkapan hijab untuk musyahadahnya sang ‘arif.
Bila yang berdzikir adalah mukmin dengan imannya, Allah swt, mengingatnya dengan rahmat dan ridloNya.
Bila yang berdzikir adalah orang yang taubat dengan pertaubatannya, Allah swt, mengingatnya dengan penerimaan dan ampunanNya.
Bila yang berdzikir adalah ahli maksiat yang mengakui kesalahannya, maka Allah swt, mengingatnya dengan tutup dan pengampunanNya.
Jika yang berdzikir adalah sang penyimpang dengan penyimpangan dan kealpaannya, maka Allah swt mengingatnya dengan adzab dan laknatNya.
Bila yang berdzikir adalah si kafir dengan kekufurannya, maka Allah swt, mengingatnya dengan azab dan siksaNya.
Siapa yang bertahlil padaNya, Allah swt, menyegerakan DiriNya padanya
Siapa yang bertasbih, Allah swt, membagusinya
Siapa yang memujiNya Allah swt, mengukuhkannya.
Siapa yang mohon ampun padaNya, Allah swt mengampuninya.
Siapa yang kembali kepadaNya, Allah swt, menerimanya.
Kondisi sang hamba itu berputar pada empat hal :
Pertama: Ketika dalam keadaan taat, maka Allah swt, mengingatkannya dengan menampakkan anugerah dalam taufiqNya di dalam taat itu.
Kedua: Ketika si hamba maksiat, Allah swt mengingatkannya melalui tutup dan taubat.
Ketiga: Ketika dalam keadaan meraih nikmat, Allah swt mengingatkannya melalui syukur kepadaNya.
Keempat: Ketika dalam cobaan, Allah mengingatkannya melalui sabar.
sumber:http://www.sufinews.com/keutamaan-dzikir-allahu-akbar/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar