*MUHASABAH*
*
Saudaraku,
Al-Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
من وَطَّنَ قلبَه عند ربه سكن واستراح، ومن أرسله في الناس اضطرب واشتد به القلق
"Barangsiapa memfokuskan hatinya kepada Rabbnya maka ia akan tenang dan nyaman. Dan barangsiapa melepaskan hatinya kepada manusia maka ia akan goncang dan sangat gelisah."
Dunia ini Allah Azza wa Jalla ciptakan bukan untuk bersenang-senang, karena hakikatnya dunia merupakan tempat hukuman, seperti Adam dan Hawa dahulu. Lalu kapan linangan air mata akibat kesedihan, perpisahan, rasa sakit, kesulitan itu sirna
dan berhenti? Nanti... Saat Allah Azza wa Jalla mengatakan _udkhulul jannata la khaufun 'alaikum wala yahzanun_ "Masuklah kalian ke dalam surga tanpa rasa takut dan kesedihan." Justru kita seharusnya khawatir kalau hidup kita senang terus, mudah terus, jangan-jangan Allah Azza wa Jalla segerakan nikmat kita di dunia tapi tidak di akhirat...
Saudaraku,
Nilai dan kemuliaan seseorang adalah sesuai dengan yang apa diinginkannya...
Ibnu Rajab al-Hanbaly rahimahullah berkata,
قيمة كل إنسان ما يطلب، فمن كان يطلب الدنيا فلا أدنى منه فإن الدنيا دنية.
"Nilai setiap orang tergantung pada hal-hal yang menjadi keinginannya, jadi siapa yang keinginannya adalah dunia maka tidak ada yang lebih rendah darinya, karena sesungguhnya dunia ini adalah sesuatu yang rendah."
(Lathaiful Ma’arif, hlm. 245)
Saudaraku
Jalan menuju Allah Azza wa Jalla banyak sekali, sebanyak jumlah nafas manusia dan makhluk lainnya. Meskipun jalan menuju Allah Azza wa Jalla sangat banyak, tetapi bisa dirangkum menjadi tiga jalan...
Jalan pertama, jalan ahli muamalah. (Secara syariat, ahli muamalah adalah orang tukang jual beli). Cara menempuh jalan ini adalah dengan memperbanyak puasa, shalat, baca Al-Quran, haji, jihad. Disebut jalan orang tukang jual beli, karena orang yang menempuh jalan ini, mereka menjual puasanya untuk membeli pahala dari Allah Azza wa Jalla. Begitu juga, mereka menjual shalat, bacaan Al-Qur'an, dan hajinya untuk membeli pahala-Nya. Mereka ingin pahala dan surga, dan perbuatan amal lainnya. Jalan ini adalah jalan orang-orang pilihan ( _Thariq al-Akhyar_). Manusia yang mampu mencapai Allah Azza wa Jalla melalui jalan ini, sangat sedikit. Bahkan, lebih sedikit dari kata sedikit itu sendiri, dan membutuhkan waktu yang panjang...
Saudaraku,
Jalan kedua, jalan ahli _mujahadah,_ _riyadah,_ reparasi akhlak, menyucikan jiwa, menjernihkan hati, melepaskan kotoran hati, dan berusaha meramaikan batin. Ini adalah jalan orang-orang berbakti ( _Thariq al-Abrar_). Manusia yang mampu mencapai Allah Azza wa Jalla melalui jalan ini, lebih banyak daripada jalan itu (jalan orang tukang jual beli). Tetapi, jarang sekali orang sampai kepada Allah Azza wa Jalla melalui jalan ini. Benar-benar jarang...
Ibn Mansur bertanya kepada Ibrahim al-Khawwash, “Di _maqam_ (tahapan spiritual) apa kamu _me-riyadhah_ jiwamu?”. Ibrahim menjawab, “Saya _me-riyadhah_ jiwaku di _maqam tawakkal_ selama 30 tahun. Ibn Mansur berkata, “Kau telah membuang-buang waktumu meramaikan batin. Mengapa kamu tidak menempuh jalan kaya di dalam Allah?" Karena itu, untuk mencapai Allah Azza wa Jalla, jangan mengandalkan selain Allah Azza wa Jalla, misalnya tawakal. Tetapi, capailah Allah Azza wa Jalla melalui Allah Azza wa Jalla! Cukup Allah Azza wa Jalla yang menyampaikan kita kepada Allah Azza wa Jalla, bukan usaha kita untuk mencapai Allah Azza wa Jalla. Tetapi jangan tidak berbuat ibadah apa-apa, melainkan semua perbuatan dimotivasi karena Allah Azza wa Jalla...
Saudaraku,
Jalan ketiga, jalan para penempuh jalan Allah Azza wa Jalla dan terbang menuju Allah Azza wa Jalla. Mereka adalah golongan ahli cinta yang tersedot _jadzab_ (magnet _ilahiyat_). Manusia yang mampu mencapai Allah Azza wa Jalla melalui jalan ini, sangat banyak pada ujung pertama, jauh melebihi jalan lainnya pada ujung terakhir. Ini adalah jalan yang _recommended_. Jalan ini dibangun atas dasar mati dengan sengaja, sebagaimana mati adalah kembali (kepada Allah) tanpa sengaja. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, “Matilah kalian, sebelum kalian mati.”
Jalan ketiga ini adalah jalan paling dekat menuju Allah Azza wa Jalla. Manusia yang mencari Allah Azza wa Jalla di dalam hidupnya, tidak terlepas dari salah satu cara/jalan di atas. Mereka berlomba-lomba menempuh perjalanan jauh untuk mencapai-Nya...
Saudaraku,
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Dunia itu haram untuk ahli akhirat, dan akhirat itu haram untuk ahli dunia. Dunia dan akhirat itu haram untuk ahli Allah Azza wa Jalla.” Tujuan sejati adalah Allah Azza wa Jalla. Tujuan kita bukan dunia, bukan pula akhirat. Bahkan, seandainya Allah Azza wa Jalla bisa dicapai tanpa surga, tulis al-Gazali di dalam _al-Maqshad al-Asna,_ maka kita tidak ingin masuk surga...
Tangga-tangga spiritual ini merupakan tahapan-tahapan yang harus ditempuh oleh para pendaki _ma’rifatullah._ Pendakian itu bertahap, dari satu tangga menuju tangga selanjutnya secara berurutan. Setelah menyelesaikan tangga pertama, seorang _salik_ (pendaki gunung _ma’rifatullah_) bisa melanjutkan menaiki tangga berikutnya secara otomatis...
Saudaraku,
Marilah kita _‘uzlah,_ yaitu keluar dari makhluk sosial, dengan cara mengisolasi dirinya sendiri. Inti _‘uzlah_ adalah menanggalkan panca indera dari kontak fisik. Karena, setiap cobaan dan fitnah yang menghancurkan ruh, menguatkan jiwa, dan mendidik sifatnya masuk melalui pintu panca indera. Melalui panca indera, ruh menjorokkan jiwa ke puncak kehinaan terendah, memenjarakannya, dan mengendalikannya. Dengan _khalwat_ dan menanggalkan panca indera, akses jiwa terputus dari dunia setan, pertolongan hawa nafsu...
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa meniti jalan kehidupan menuju Allah Azza wa Jalla untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.
_Wallahua'lam bishawab_
Sumber:dikutip dari facebook yudiyansyah tgl 8 September 2021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar