📋Fiqhi Dzikir Pagi & Petang [08]
Diantara dzikir yang dituntunkan oleh Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, baik diwaktu pagi maupun sore adalah membaca :
سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
"Subhaanalloh wa bihamdihi" sebanyak 100x
🌴KEUTAMAAN :
👉 Termasuk Manusia Yang Utama pada hari kiamat.
Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda :
َ مَنْ قَالَ حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ مِائَةَ مَرَّةٍ لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْهِ
"Barang siapa, ketika pagi dan sore, membaca doa; Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya sebanyak 100 x maka pada hari kiamat tidak ada orang lain yang melebihi pahalanya kecuali orang yang juga pernah mengucapkan bacaan seperti itu atau lebih dan itu."[HR. Muslim no 4858]
👉 Diampuni dosanya meski sebanyak buih di lautan.
Rasulullah shallalahu alaihi wasallam bersabda :
َ مَنْ قَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ حُطَّتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
"Barangsiapa mengucapkan 'Subhanallah wabihamdihi Maha suci Allah dan segala pujian hanya untuk-Nya' sehari seratus kali, maka kesalahan-kesalahannya akan terampuni walaupun sebanyak buih di lautan."[HR. Bukhari no 5296].
📋PENJELASAN RINGKAS
🏷Al-Allamah Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin -rahimahullah- menerangkan, bahwa makna "سبحان الله" (Subhanalloh), yaitu mensucikan Allah dari segala sesuatu yang tidak pantas disematkan kepada Allah, dan itu mencakup 3 (tiga) perkara :
1⃣ Mensucikan Allah dari berbagai sifat kekurangan. Sehingga mustahil Allah disifati dengan sifat ketidak sempurnaan.
2⃣ Mensucikan Allah dari pensifatan kurang pada kesempurnaannya,
3⃣ Mensucikan Allah dari penyerupaan terhadap mahluk.
🏷Adapun makna "وبحمده" (wa bihamdihi) yaitu memuji Allah dengan mensifati-Nya dengan sifat yang sempurna, diiringi dengan kecintaan dan pengagungan. Itulah makna pujian yang sering kita ucapkan dengan "alhamdulillah" [1]
⚠️ PERINGATAN
🏷Fadhilatus Syeikh Prof DR Abdurrozzaq Al-Badr -hafizahullah- mengingatkan, bahwa termasuk bagian dari sunnah, adalah menghitung jumlah ucapan dzikir tersebut dengan tangan, sebagai bentuk meneladani Rasulullah shallalahu alaihi wasallam, bukan dengan biji-biji tasbih, alat hitung dan yang semisalnya, sebagaimana yang banyak dilakukan oleh manusia
📋Abdullah bin Amr bin Al-Ash -radhiyallahu anhuma berkata :
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ بِيَمِينِهِ
"Aku melihat Rasulullah shallalahu 'alaihi wa sallam menghitung ucapan tasbih dengan tangan kanannya."[HR Abu Daud no 1502, dishohihkan oleh Syeikh Al-Bani dalam Shohih Abu Daud no 1330].
Dan dimaklumi bagi seorang muslim, bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah shallalahu alaihi wasallam [2]
Allahu a'lam
📝 Ustadz Hilal Abu Naufal -hafizahulloh-
[Pengasuh Ponpes Darul Furqon Palopo]
________________
[1] Diringkas dari Syarhu Al-Arba'in, hal 244-245.
[2] Fiqhul Ad'iyati wal Adzkar : 3/24.
══════ ❁✿❁ ══════
Mari bergabung & menyebarkan Dakwah Tauhid dan Sunnah bersama kami :
🔃 Join :
📮 t.me/hilalpalopo
📮 t.me/assunnah_palopo
🌐 Web: palopomengaji.com
🖼️ instagram.com/hilal_abunaufal_
🖼️ instagram.com/palopomengaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar