Dikisahkan, pada abad 8, jamaah haji berjumlah 600 ribu orang. Salah satunya bernama Ibnu Mubarak. Selesai prosesi haji, Ibnu Mubarak bermimpi ketemu malaikat. Malaikat menyatakan bahwa dari 600 ribu jamaah haji, yang hajinya mabrur cuma satu orang. Namanya Ali Muwafaq, orang Damaskus. Anehnya, Ali ternyata tidak berangkat haji. Bagaimana mungkin dia bisa dapat gelar haji mabrur, tapi dia tidak haji?
Ibnu Mubarak lantas mencari Ali Muwaffaq ke Damaskus. Sampai di rumah Ali, mereka berbincang. Ali lantas menceritakan bahwa dia dan istrinya sudah akan pergi haji setelah mengumpulkan uang selama puluhan tahun, karena Ali hanya bekerja sebagai tukang sol sepatu. Ketika siap mau berangkat haji, istri Ali mencium aroma masakan dari rumah seorang janda. Aroma masakan itu membuat istri Ali ingin mencicipi.
Datanglah Ali ke rumah tetangganya yang janda itu. Ternyata, yang dimasak oleh tetangga adalah daging domba. Pantas aromanya sangat menggoda. Tapi, sang tetangga menjelaskan, bahwa masakan itu halal buat dirinya dan anak-anaknya, tapi haram untuk Ali.
"Kenapa demikian?" tanya Ali.
"Yang aku masak ini adalah daging domba yang mati (bangkai) yang aku temukan di tengah jalan. Aku terpaksa memasaknya karena tidak punya makanan lain yang bisa aku masak. Aku dan anak-anakku sudah sangat kelaparan karena tiga hari belum makan," cerita sang tetangga yang janda dengan anak tiga yang masih kecil-kecil.
Ali terperangah dan bergumam dalam hati, "Betapa bedosanya aku jika membiarkan tetanggaku kelaparan."
Akhirnya bekal untuk pergi haji diserahkan kepada tetangganya itu. Ali dan istrinya tidak jadi pergi haji.
Inilah kisah haji mabrur tanpa pergi haji...
DIKUTIP DARI GRUP WA ALQURAN DAN HADITS 7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar